Buat kelas XII juga ada bekal yang bisa dipelajari di rumah sebelum ulangan semester ganjil
BAB I
Hari Akhir menurut bahasa artinya
“Hari Penghabisan” (Q.S. al-Baqarah/2:177), juga disebut “Hari
Pembalasan” (Q.S. al-Fatihãh/1:4). Sedangkan menurut istilah, Hari Akhir
adalah hari mulai hancurnya alam semesta berikut isinya dan berakhirnya
kehidupan semua makhluk Allah Swt. Hari Akhir juga disebut hari Kiamat, yaitu
hari penegakan hukum Allah Swt.
1.
Hari Akhir Menurut al-Qur’ãn
a.
Kiamat Sugra (kecil) adalah peristiwa datangnya
kematian bagi semua makhluk termasuk manusia yang bersifat lokal dan individu.
Firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali Imrãn/3:185.
Peristiwa-peristiwa
yang harus diimani yang akan terjadi sesudah mati antara lain:
·
Fitnah kubur
·
Siksa dan nikmat kubur
b.
Kiamat Kubra (besar) adalah Peristiwa berakhirnya
seluruh kehidupan makhluk dan hancur leburnya alam semesta secara total dan
serentak. dalam banyak ayat, di antaranya
dalam Q.S. at-Takwír/81:1-3.
dalam Q.S. at-Takwír/81:1-3.
BAB II
Dalam Q.S ar-Ra’d/13:8 menjelaskan
tentang pengertian Qa«±' menurut bahasa berarti “menentukan atau
memutuskan”, sedangkan menurut istilah artinya “segala ketentuan Allah Swt.
sejak zaman azali”. Adapun pengertian Qadar menurut bahasa adalah
“memberi kadar, aturan, atau ketentuan”.
Sedangkan menurut istilah berarti ”ketetapan Allah Swt. terhadap seluruh makhluk-Nya tentang segala sesuatu”. Qada' dan Qadar biasa disebut dengan satu kata, “takdir”.
Sedangkan menurut istilah berarti ”ketetapan Allah Swt. terhadap seluruh makhluk-Nya tentang segala sesuatu”. Qada' dan Qadar biasa disebut dengan satu kata, “takdir”.
Iman
kepada Qa«±' dan Qadar meliputi empat prinsip, sebagai berikut:
a. Iman kepada
ilmu Allah Swt. yang Qadīm (tidak berpermulaan), dan Dia mengetahui
perbuatan manusia sebelum mereka melakukannya;
b. Iman bahwa
semua Qadar Allah Swt. telah tertulis di Lauh Mahfuzh;
c. Iman kepada
adanya kehendak Allah Swt. yang berlaku dan kekuasaanNya yang bersifat
menyeluruh;
d. Iman bahwa
Allah Swt. adalah Zat yang mewujudkan makhluk. Allah
Swt. adalah Sang Pencipta dan yang lain adalah makhluk.
Swt. adalah Sang Pencipta dan yang lain adalah makhluk.
Macam-macam Takdir
a. Takdir Mua’llaq
adalah takdir yang erat kaitannya
dengan ikhtiar manusia. Misalnya, seorang siswa bercita-cita ingin menjadi
insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya
apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian.
Dalam hal ini Allah Swt. Berfirman . (Q.S ar-Ra’d/13:11)
b. Takdir Mubram
adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan
atau tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh manusia. Misalnya, ada orang yang
dilahirkan dengan mata sipit, atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu
dan bapak kulit putih, dan
sebagainya.
sebagainya.
BAB IV
Di dalam al-Qur'an terdapat
ayat-ayat yang berisi pesan-pesan mulia tentang bersikap demokratis, tentang
musyawarah dan toleransi dalam perbedaan. Sebelum dijelaskan isi kandungannya,
sebaiknya dibaca terlebih dahulu Q.S. ali-Imran/3:159.
Kandungan Q.S.Ali-Imran/3:159 dan
H.R. at-Tirmizi menjelaskan bahwa musyawarah termasuk salah satu sifat
orang yang beriman. Hal ini perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
seorang muslim terutama dalam halhal yang penting.
Sebab-sebab turunnya ayat 159 surat Ali-Imran
ini kepada Nabi Muhammad saw. sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abas r.a.,
Ibnu Abas r.a. menjelaskan bahwasanya setelah terjadi perang Badar Rasulullah
mengadakan musyawarah dengan Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khatab r.a.
1.
Demokrasi dimaknai sebagai suatu konsep yang menghargai hak-hak
dan kemampuan individu. Secara historis, istilah demokrasi memang berasal dari
Barat.
2.
Syura yaitu
menampakkan dan memaparkan sesuatu ataumengambil sesuatu.
3. Titik Temu
(Persamaan) antara Demokrasi dan Syµra
Dari beberapa
definisi Syura dan demokrasi di atas, dapat melihat bahwa Syura hanya
merupakan mekanisme kebebasan berekspresi dan penyaluran pendapat dengan penuh
keterbukaan dan kejujuran. Hal tersebut menjadi pertanda adanya penghargaan
terhadap pihak lain. Sementara demokrasi, menjangkau ruang lingkup yang lebih
luas
BAB V
Saling mengingatkan dalam hal kebaikan
adalah kewajiban sesama muslim. Dalam Islam, mengingatkan orang lain secara
lisan semacam itu biasa disebut dengan nasihat, wasiat, tausiyah, mau’i§ah,
dan tazkirah (peringatan). Istilah umumnya adalah ceramah. Kegiatan
menyampaikan taushiyah demikian disebut tabligh (menyampaikan), sehinga
istilah Tablig Akbar itu maksudnya
adalah acara ceramah yang dikemas secara meriah dan dihadiri oleh banyak jamaah. Semua kegiatan itu adalah bagian dari dakwah, yaitu dakwah billisan (secara lisan), karena hanya berupa ceramah, sedangkan dakwah bukan hanya melalui lisan. Para penceramah agama itu biasa disebut mubaligh (juru tablig)atau Da'i (juru dakwah).
adalah acara ceramah yang dikemas secara meriah dan dihadiri oleh banyak jamaah. Semua kegiatan itu adalah bagian dari dakwah, yaitu dakwah billisan (secara lisan), karena hanya berupa ceramah, sedangkan dakwah bukan hanya melalui lisan. Para penceramah agama itu biasa disebut mubaligh (juru tablig)atau Da'i (juru dakwah).



Adab dan Metode Menyampaikan Nasihat yaitu
disampaikan dengan cara santun dan lemah lembut (Q.S Ali Imran ayat 159),
Menggunakan bahasa yang sesuai, Memperhatikan usia objek dakwah, Memperhatikan
budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar