MATERI
KELAS XI
Hormat dan patuh kepada orang tua adalah kewajiban setiap anak.
Dalam agama Islam mengajarkan berbakti kepada orang tua adalah hal yang sangat
penting. Istilah lain berbakti kepada orang tua adalah bir al-walidain. Maksud berbakti, menurut
al-Atsari adalah menaati kedua orang tua dengan melakukan semua apa yang mereka
perintahkan selama hal tersebut tidak bermaksiat kepada Allah Swt.
Bukti nyata perhatian Islam terhadap perintah berbakti kepada
orang tua, setidaknya ada empat ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang perintah
berbakti kepada orang tua disandingkan dengan larangan menyekutukan Allah Swt.,
di antaranya dalam Q.S. al-Isra/17: 23-24.
Terjemah
23. Dan Tuhanmu
telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat
baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
24. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai
Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada
waktu kecil.”
Dari
Q.S. al-Isra ayat 23, ada kata qadha, kalau
dilihat dari beberap tafsir mempunyai makna yang berbeda. Misalnya, Ibnu Katsir
mengartikan dengan mewasiatkan, sedangkan al-Qurtuby mengartikan dengan memerintahkan,
menetapkan, dan mewajibkan.
Secara
umum, ayat di atas menegaskan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua.
Apalagi melihat redaksi ayat tersebut, sebelum perintah berbuat baik kepada
orang tua, dilarang menyekutukan Allah Swt. Asy-Syaukani dalam hal ini
menjelaskan, “Allah memerintahkan untuk berbuat baik dan beribadah kepada-Nya.
Ini pemberitahuan tentang betapa besar haq mereka berdua, sedangkan membantu
urusan-urusan mereka, maka ini adalah perkara yang tidak bersembunyi lagi
(perintahnya).”
Bagaimana
bentuk berbuat baik kepada orang tua? Setidaknya ada lima hal yang dapat kita
ambil pelajaran dari Q.S. al-Isra/17:23-24, yaitu, sebagai berikut:
a.
Jangan engkau mengatakan kepada keduanya uf
Dalam
Q.S. al-Isra ayat 23 di atas, seorang anak dilarang mengatakan uf.
Menurut Quraisy Syihab, bukan karena
kata itu, tetapi kandungan kata itu oleh masyarakat Arab, hal tersebut dianggap
penghinaan. Sedangkan menurut Imam Ja’far Shadiq mengatakan jika ada perkataan
yang lebih ringan dari “ah”, maka Allah akan menyebutkan kata itu. Dalam Al-Qur’an
dan terjemahnya yang dikeluarkan Kementerian Agama, kata uf
diartikan dengan ah.
Mengapa
tidak boleh? karena kata tersebut di masyarakat dinilai sebagai ucapan
kekesalan dan penghinaan. Pertanyaannya, berkata ah
saja tidak boleh, apalagi kata yang
lebih panjang yang menyakiti hati orang tua?
b.
Jangan membentak keduanya (walaa tanharhumaa)
Ayat
ini melarang anak membentak kepada orang tua, baik berupa lisan maupun sikap.
Dengan membentak tentunya orang tua akan sakit hati, padahal orang tua yang
merawat, membesarkan,
dan
mendidik anaknya.
c.
Bertutur kata dengan perkataan yang baik (waqul lahumaa
qaulan karima)
Ini
adalah perintah anak kepada orang tua agar bertutur kata dengan ucapan yang
baik. Jangan sampai melakukan yang diungkap sebelumnya, yaitu berkata ah
atau membentaknya.
d.
Merendahkan diri kepada orang tua dengan penuh kasih saying (wakhfidz
lahumaa janaaha al-dzulli min ar-rahmah)
Meskipun
orang tuanya secara pendidikan lebih rendah, anak tidak boleh merasa sombong.
Dengan kata lain, kita dilarang merendahkan diri kepada orang tua baik lisan
maupun tindakan.
e.
Selalu mendoakan orang tua
Sebagai
anak shaleh dan shalehah, tentunya kita selalu mendoakan orang tua. Bagi yang
masih hidup, didoakan semoga selalu diberi kesehatan, kemudahan dalam mencari
rezeki, dan selalu dalam bimbingan Allah Swt. Sedangkan bagi orang tuanya yang
sudah meninggal dunia, didoakan, semoga diampuni segala dosanya dan diberi
kenikmatan di alam barzakh.
Terkait
perintah berbuat baik kepada orang tua, tidak hanya dalam Al-Qur’an, tetapi
juga ada di hadits Nabi Muhammad Saw. diantaranya:
Dari
Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah bersabda: Ridha Allah terletak kepada ridha
orang tua. Murka Allah terletak pada kemurkaan orang tua (HR.
Tirmidzi).
Dari
hadits di atas menegaskan agar anak harus berbuat baik kepada orang tua. Jangan
sampai ada anak durhaka dengan orang tua. Apalagi dalam hadits ini ada
hubungannya dengan Allah Swt. Makanya, seorang anak harus berbakti kepada orang
tua.
Abdullah
bin Mas’ud bertanya kepada Rasulullah Saw. “Amalan apakah yang dicintai oleh
Allah Swt.” Beliau menjawab, “Salat pada waktunya.” Kemudian apa? Beliau
menjawab, “Berbakti kepada orang tua.”, kemudian apa? Beliau menjawab, “Jihad _
Sabilillah.” (HR. Bukhari)
Dari
hadits di atas menjelaskan bahwa posisi berbakti kepada orang tua menempati
ranking kedua amalan yang dicintai Allah Swt. Ranking pertama adalah salat pada
waktunya. Yang menarik amalan jihad _ sabililah berada
posisi setelah birrul walidain.
Manfaat Hormat dan Patuh kepada Orang Tua
Berikut
di antara manfaat hormat dan patuh kepada orang tua.
a.
Berbuat baik kepada orang tua merupakan amalan yang utama. Dalam beberapa ayat
Al-Qur’an, perintah berbuat baik disandingkan dengan larangan menyekutukan
Allah Swt. Bahkan
dalam
hadits Nabi Muhammad Saw., berbuat baik kepada orang tua termasuk amalan utama
yang dicintai Allah Swt., setelah amalan shalat pada waktunya;
b.
Berbuat baik kepada orang tua mengantarkan kita mendapatkan ridha dari Allah
Swt. Hal ini ditegaskan dalam hadits Nabi Muhammad Saw., bahwa ridha Allah
terletak pada ridha orang tua;
c.
Berbuat baik kepada orang tua dapat menghindari dari murka Allah Swt. karena
murka Allah terletak pada murka orang tua sebagaimana dalam hadits yang sudah
dijelaskan pada bagian sebelumnya;
d.
Salah satu sebab diampuni dosanya. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad
Saw. Diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a. bahwasanya seorang laki-laki
datang kepada Rasulullah Saw. dan berkata: “Wahai Rasulullah sesungguhnya telah
menimpa kepadaku dosa yang besar, apakah masih ada pintu taubat bagi saya? Maka
Rasulullah bersabda: “Apakah ibumu masih hidup? berkata dia: “Tidak.” Bersabda
Rasullah Saw: “Kalau bibimu masih ada?” dia berkata: “Ya”, bersabda Rasulullah:
“Berbuatlah baiklah kepadanya.”
(H.R.
Tirmidzi)
e.
Berbuat baik kepada orang tua menjadi sebab masuknya ke surga. Hal ini se suai
hadits Nabi Muhammad Saw. “Dari Mu’awiyah bin Jahimah r.a. Bahwasanya
Jahimah datang kepada Rasul Saw. kemudian berkata: “Wahai Rasulullah, saya
ingin (berangkat) untuk berperang dan saya datang (ke sini) untuk minta nasehat
pada Anda. Maka Rasulullah Saw. bersabda: “Apakah kamu masih memiliki Ibu?” Berkata dia: “Ya”. Bersabda Rasulullah Saw.:
“Surga itu di bawah telapak kakinya.” (H.R. an-Nasai)
2. Hormati dan Patuhi Guru
Guru mempunyai dua tugas yang mulia, yaitu menyampaikan ilmu
pengetahuan dan membentuk karakter peserta didik. Dalam kajian Islam, guru
disebut dengan murabbi, mu’alim, dan mu’addib. Chabib Thoha memberikan pengertian murabbi adalah orang-orang yang
memiliki sifat-sifat rabbani yaitu nama bagi orang-orang yang bijaksana dan terpelajar dalam bidang
pengetahuan. Sedangkan mu’alim bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan atau
keterampilan. Sementara mua’adib adalah memberi adab dan mendidik peserta didik. Antara ketiga hal
tersebut, seharusnya menjadi satu kesatuan yang harus dimiliki guru.
a.
Manfaat Hormat dan Patuh Kepada Guru
Di
antara manfaat hormat dan patuh kepada guru adalah.
1)
Ilmu yang telah diterima akan lebih bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun
orang lain.
2)
Memudahkan dalam memahami materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Karena
dengan hormat dan patuh kepadanya, maka guru dengan senang hati menjelaskan
materi pembelajaran.
3)
Guru akan selalu mendoakan peserta didik dalam setiap doanya
agar
diampuni segala dosanya dan diberi kemudahan dalam menjalankan amanah.
b.
Cara Berbakti kepada Orang Tua
Di
bawah ini adalah cara berbakti kepada orang tua. Dalam berbakti kepada orang
tua dibagi menjadi dua, yaitu orang tua yang masih hidup dan orang tua yang
sudah meninggal dunia. Di bawah ini adalah penjelasannya:
1)
Di antara cara berbakti kepada orang tua yang masih hidup dalam kehidupan
sehari-hari adalah:
a)
sebelum berangkat sekolah bersalaman dengan orang tua, mohon doa restunya;
b)
bertutur kata yang sopan dengan kedua orang tua baik di rumah maupun di luar
rumah;
c)
bersikap santun kepada orang tua baik di rumah maupun di luar rumah;
d)
membantu kedua orang tua di rumah, misalnya: menyapu;
e)
melaksanakan amanah orang tua untuk belajar dengan giat;
f
) mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam aspek kehidupan, tentunya
dengan catatan selama keinginan tersebut tidak bertentangan dengan ajaran
Islam;
g)
mendoakan kedua orang tua, minimal setelah salat wajib;
h)
merendahkan diri di hadapan orang tua dengan penuh kasih sayang;
i)
mendahulukan berbakti kepada ibu setelah itu baru ayah.
2) Di
antara cara berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal dunia adalah:
a)
merawat jenazahnya dengan baik, yaitu memandikan, mengafani, menshalati, dan
menguburkan;
b)
mendoakan orang tua, semoga diampuni segala dosanya;
c)
menjaga nama baik orang tua dengan selalu berbuat baik;
d)
melaksanakan amanah orang tua untuk belajar yang sungguh-sungguh;
e)
menjalin silaturrahim yang sudah dijalin orang tua waktu masih hidup;
f)
menunaikan janji kedua orang tua, selagi tidak bertentangan dengan ajaran
Islam;
c.
Cara Berbakti kepada Guru
Dalam
berbakti kepada guru dibedakan menjadi dua, yaitu pertama, guru yang sekarang
masih mengajar di sekolahmu dankedua, guru yang pernah mengajarmu pada jenjang
sebelumnya.
Dari
keduanya akan dijelaskan sebagai berikut.
1) Di
antara cara berbakti kepada guru yang masih mengajar di sekolahmu, adalah:
a)
saat bertemu di sekolah ataupun di luar sekolah, menyampaikan senyum, salam,
dan sapa;
b)
membantu menyiapkan persiapan pembelajaran di kelas, misalnya menghapus tulisan
di papan tulis;
c)
memperhatikan guru saat menjelaskan materi pembelajaran;
d)
apabila bertanya, disampaikan dengan cara yang santun;
e)
melaksanakan tugas pelajaran dengan sebaik-baiknya.
2) Di
antara cara berbakti kepada guru yang pernah mengajar pada jenjang sebelumnya
adalah:
a)
apabila bertemu menyampaikan senyum, salam, dan sapa;
b)
bertutur kata dan bersikap sopan dan santun;
c)
menjalin silaturrahim;
d)
mendoakannya semoga selalu diberi kesehatan, kemudahan, dan kesuksesan;
e)
melaksanakan amanah yang diberikan untuk menjadi anak yang shaleh dan shalehah.
TUGAS
1
1.
Salinlah QS. Al-Isra ayat 23-24 lengkap
dengan terjemahannya
2.
Bacalah ayat tersebut dengan tartil lalu
videokan.
Sumber: Buku Pendidikan Agama Islam SMA SMK Kelas XI, Kementerian Agama R.I., 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar