Minggu, 20 Juli 2014

RAMADHAN YOUTH CAMP 2014 ROHIS SMA NEGERI 9 MANADO





Ramadhan datang dengan sejuta harapan dan memberikan sebuah pola pembelajaran yang baik bagi orang-orang yang beriman. Pribadi yang baik akan tampak manakala proses belajar melalui pembiasaan itu berlangsung secara kontinyu dan teratur. Kehadiran Ramadhan diantaranya membawa pola pembiasaan berakhlak al-karimah, terutama bagi para peserta didik.
Hal tersebut diungkapkan Pembina Rohis SMA Negeri 9 Manado, Supriadi S.Ag., M.Pd.I., dalam acara Penutupan Ramadhan Youth Camp 2013 yang berlangsung di Balai Diklat Keagamaan Manado kemarin. Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembentukan karakter peserta didik perlu ditunjang dengan kegiatan-kegiatan seperti ini agar mereka lebih terlatih afektif dan psikomotornya, lanjut Supriadi yang juga Ketua Musyawarah Guru  Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA se-Kota Manado.
Kegiatan yang bertujuan memupuk ukhuwah dan meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa tersebut berlangsung selama tiga hari sejak Jumat - Minggu, 18- 20 Juli 2014 dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Manado yang diwakili oleh Pembina ROHIS Supriadi. Menurutnya, dengan kegiatan tersebut diharapkan mampu menambah pemahaman serta penanaman nilai-nilai Islam bagi peserta didik muslim di SMA Negeri 9 Manado, khususnya bagi kelas X yang baru saja bergabung. Pihak sekolah, lanjutnya merasa bangga bahwa kegiatan religius yang digagas oleh Rohis senantiasa mendapat apresiasi yang tinggi dari berbagai pihak. Ketika perubahan zaman dan arus global semakin deras, maka nilai-nilai religius diperlukan guna mengantisipasi dan membentengi generasi muda dari aneka pengaruh negatif. Pihaknya akan terus mendukung kegiatan-kegiatan yang bernuansa religius dan mengedepankan nilai-nilai karakter, lanjutnya. Hal ini terbukti mulai tahun ajaran 2014/2015, SMAN 9 Manado telah memiliki Mushalla (tempat salat) selain ruang Keimanan Agama Islam. 
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut merupakan ajang pengenalan Rohis bagi para peserta didik baru di SMA Negeri 9 Manado sekaligus penanaman nilai-nilai religious yang bukan saja menjadi sebuah ritualitas, tapi melatih spiritualitas peserta. Ketua Panitia Ayu Widya Ismail yang didampingi sekretaris panitia Reza Lufna menyatakan bahwa RYC 2014 juga menjadi upaya menjalin dan mempererat ukhuwah diantara peserta didik muslim yang baru di SMA Negeri 9 Manado, serta berupaya memantapkan amaliah-amaliah Ramadhan yang diharapkan akan terus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terlebih lagi bagi 96 peserta. Rohis sebagai salah satu organisasi sub OSIS terbilang sangat aktif dalam melaksanakan berbagai kegiatan keislaman yang tentunya berdampak pada proses pembentukan religius culture di SMA Negeri 9 Manado.

Sabtu, 12 Juli 2014

MISTERI LAILATUL QADAR




 

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) saat Lailatul Qadar (malam kemuliaan).
Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala uuusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. "
(Q.S. Al-Qadr: 1-5)
Malam Kemuliaan atau disebut juga Lailatul Qadar merupakan sebuah momen dalam bulan suci Ramadhan. Rujukan awal guna memahaminya tentu saja dengan membaca al-Qur’an, dalam hal ini  Q.S. al-Qadar ayat 1 – 5 seperti tercantum di atas.
Para ahli Tafsir seperti Ibnu Hajar al-Asqalani yang dikutip HAMKA dalam  tafsirnya Al-Azhar menjelaskan bahwa malam itu dinamakan Lailatul Qadar karena keagungan nilainya dan keutamaannya di sisi Allah swt. Juga, karena pada saat itu ditentukan ajal, rizki, dan lainnya selama satu tahun, sebagaimana firman Allah: "Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." (Q.S. Ad-Dukhaan: 4). Beribadah di malam itu dengan ketaatan, shalat, tilawah, dzikir, do'a dsb. sama dengan beribadah selama seribu bulan di waktu-waktu lain. Seribu bulan sama dengan 83 tahun 4 bulan.

Allah pun memberitahukan keutamaannya yang lain, juga berkahnya yang melimpah dengan banyaknya malaikat yang turun di malam itu, termasuk Jibril AS. Mereka turun dengan membawa semua perkara, kebaikan maupun keburukan yang merupakan ketentuan dan takdir Allah. Mereka turun dengan perintah dari Allah. Selanjutnya, Allah menambahkan keutamaan malam tersebut dengan firman-Nya: "Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar" (Al-Qadar: 5)

Maksudnya, malam itu adalah malam keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak sedikit pun ada kejelekan di dalamnya, sampai terbit fajar. Di malam itu, para malaikat-termasuk malaikat Jibril mengucapkan salam kepada orang-orang beriman. Dalam satu hadits shahih, Rasulullah saw. menyebutkan keutamaan melakukan qiyamul lail di malam tersebut.
Beliau bersabda: "Barangsiapa melakukan shalat malam pada saat Lailatul Qadar karena iman dan
mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq'Alaih)

Tentang waktunya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya). Maksud dari malam-malam ganjil yaitu malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan malam dua puluh sembilan. Adapun qiyamul lail di dalamnya yaitu menghidupkan malam tersebut dengan shalat tarawih, sholat tahajjud, membaca Al-Qur'anul Karim, dzikir, do'a, istighfar dan taubat kepada Allah Ta 'ala.

Misteriusnya Lailatul Qadar memberikan sebuah motivasi bagi umat Islam agar terus beribadah khususnya pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Tidak ada seorangpun yang bisa memastikan kapan Lailatul Qadar itu. Bahkan Nabi Muhammad saw sendiri hanya mampu memberikan rentang waktunya saja tanpa mampu menentukan kapan tepatnya malam itu.
Dengan demikian setiap orang diharapkan berusaha secara individu untuk meraih yang terbaik selama Ramadhan. Itu sebabnya, hanya mereka yang bersungguh-sungguh yang mampu mendapatkan ketenangan beribadah apalagi pada malam-malam terakhir di bulan Ramadhan. Wallahu a’lam bishawab