“Bagi
orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka,
dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (muttafaq ‘alaihi)
Setiap orang menginginkan kegembiraan, kesenangan atau
kebahagiaan. Tidak peduli latar belakangnya, inilah kudratnya manusia yang
hidup. Tak satupun yang ingin menjalani kehidupan ini dengan kesusahan,
kesedihan dan kesengsaraan. Berbahagialah umat Islam karena Allah swt
memberikan sebuah moment berharga baginya untuk mendapatkan kegembiraan dan
kebahagiaan meski secara lahiriah tampak menyusahkan. Kedatangan bulan Ramadhan
dengan ibadah puasa di dalamnya, sesuai hadis qudsi di atas pastinya memberikan
dua kebahagiaan bagi umat Islam yang beriman dan melaksanakan kewajiban puasa
di bulan tersebut.
Pertama,
kebahagiaan ketika berbuka puasa. Secara fisik, orang yang berpuasa tentu
merasa lapar dan haus. Waktu terasa berjalan begitu lama. Tak sabar ingin
segera berbuka dan membasahi tenggorokannya meski dengan seteguk air. Semua
keinginan itu tertahan dengan keimanan dalam menjalankan puasa. Inilah salah
satu sebab diganjarnya orang berpuasa dengan pahala berlipat ganda yang tak
terhingga. Banyaknya godaan, tak menggoyahkan prinsip ibadah yang dijalaninya.
Jika ia mampu melaluinya, maka betapa nikmatnya ketika seteguk air meredakan
rasa hausnya sepanjang hari. Inilah awal kebahagiaan bagi orang yang berpuasa.
Takkan bisa digambarkan dengan kata-kata atau bahkan dinilai dengan materi.
Ibarat seorang musafir di tengah padang pasir, maka ia tidak lagi membutuhkan
harta berlimpah, namun cukuplah baginya seteguk air yang mampu memuaskan
dahaganya. Maka nilmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan.
Makna “berbuka puasa” ini oleh para ahli tafsir kemudian
dikembangkan lebih luas hingga pada wilayah idul fitri. Sejatinya tidak ada
umat Islam yang bersedih pada saat Idul Fitri karena inilah hari raya, saat
semua orang merasa gembira apalagi yang berpuasa sebulan penuh. Semuanya harus
berbuka dan tidak boleh ada yang berpuasa pada hari ini.
Kedua,
kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya. Inilah kenikmatan tertinggi yang
diperoleh orang yang berpuasa dengan sungguh-sungguh di akhirat kelak. Karena
kesungguhannya ia akan mendapatkan maghfirah dari Allah, diampuni dosa-dosanya
yang lampau. Orang yang bersih dari segala dosa dan kesalahan, tentu merasakan
kebahagiaan luar biasa. Allah siapkan tempat khusus bagi mereka, orang-orang
yang berpuasa dan mereka diperkenankan untuk bertemu dengan Rabbnya. Rasanya
tiada lagi kebahagiaan yang bisa terungkapkan ketika seseorang berjumpa dengan
kekasih yang sangat dirindukannya. Orang yang betul-betul serius dengan
puasanya, mereka tidak lagi menginginkan kebahagiaan yang lain di dunia ini
selain kesempatan untuk bertemu dengan Tuhannya.
Kebahagiaan fisik berupa hilangnya dahaga ketika berbuka,
belum seberapa nikmatnya dibandingkan dengan orang beriman yang berpuasa dan
bisa menemui kekasihnya Allah Jaljalalah. Semoga kita mampu mendapatkan dua
kebahagiaan ini dan tidak menjadi orang-orang yang lalai dalam menggapai
ampunan Allah. Aamiin…
(Tulisan ini sudah pernah dimuat di https://manado.tribunnews.com/2020/05/08/kegembiraan-orang-yang-berpuasa)