Senin, 18 Mei 2020

AMAZING RAMADHAN



“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”
(Q.S. al-Baqarah/2: 183)
Nuansa Ramadhan akan selalu berbeda bagi setiap orang Islam yang menjalankannya. Meski Ramadhan datang setiap tahun, namun tetap saja akan ada “rasa” lebih dan kurang setiap tahunnya. Karenanya orang beriman yang bijak akan selalu berusaha melakukan semaksimal mungkin setiap bentuk ibadah Ramadhan sebab Ramadhan hanya datang setahun sekali dan tidak pernah ada jaminan untuk bisa menemuinya di tahun depan.  
Bentuk ibadah yang beragam baik wajib maupun sunnah adalah bagian dari fasilitas Ramadhan yang disiapkan Allah swt. Salah satunya adalah puasa. Ibadah pokok di bulan Ramadhan ini hanya mampu dilakukan secara maksimal oleh orang yang beriman. Bisa dibilang, inilah salah satu faktor yang membedakan nuansa bulan Ramadhan. Bahkan sepanjang perjalanan bulan Ramadhan setiap tahunnya, kondisi setiap orang yang beriman berbeda dalam menjalankan ibadah puasa. Tentu saja karena fluktuatifnya iman yang kadangkala naik dan tidak jarang pula turun. Tidak mengherankan jika Imam al-Ghazali membagi puasa itu dalam tiga bagian yang meliputi puasa umum, khusus, dan khususil khusus. Semakin tinggi dan kuat iman orang yang berpuasa, akan semakin nyaman pula “rasa” puasa yang dijalankan. Sebaliknya, lemahnya iman orang yang berpuasa akan menjadikan dirinya merasa berat dalam menjalani hari-harinya di bulan Ramadhan.

Adanya rahasia pahala yang tidak terungkap secara nominal, sesungguhnya menjadi sebuah pemicu bagi orang yang beriman untuk semakin serius memaksimalkan ibadah Ramadhannya. Semua pahala dan kebaikan serba dilipatgandakan secara unpredictable. Tak bisa dihitung secara matematis karena puasa itu untuk Allah dan Allah sendiri yang akan membalasnya. Soal besarannya, lagi-lagi menjadi rahasia sepanjang umur manusia. Misalnya kegembiraan yang dialami orang berpuasa ketika waktunya berbuka. Sulit diungkap dengan kata apalagi angka, karena merupakan anugerah Allah khusus bagi mereka yang berpuasa. Satu lagi kegembiraan yang dianugerahkan Allah bagi yang berpuasa yaitu kelak ketika bertemu Tuhannnya.
Nuansa Ramadhan tahun ini, tidak saja berbeda secara individual, namun juga secara sosial. Pandemi ini mengharuskan orang beriman yang berpuasa untuk terus memaknai setiap ibadah Ramadhan dengan sangat bijak dan hati-hati agar tidak jatuh dalam berbagai prasangka, fitnah dan hal buruk yang memperkeruh nuansa Ramadhan. Biasanya ada kegiatan buka bersama, tarwih keliling, atau bahkan sahur on the road, kini semuanya harus dilakukan di rumah saja bersama keluarga inti demi kebaikan bersama. Apapun dan bagaimanapun ibadah yang dilakukan orang beriman, Ramadhan ini tetap amazing! (Tulisan ini telah dimuat di Harian Tribun Manado tanggal 4 Mei 2020)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar