Setiap tahun, umat Kristen memperingati Hari Kematian
Yesus Kristus yang disebut Jumat Agung dan Hari Kebangkitan Yesus Kristus yang
disebut Paskah. Bagi umat Kristen, Peringatan Jumat Agung sangat berarti karena
dengan peristiwa itu menjadi awal keselamatan. Bahkan sebagian umat Kristen
menilai Jumat Agung dan Paskah justru lebih berarti dari Natal.
Disaat umat Kristen akan memasuki Jumat Agung, dengan segala
maknanya, di satu sisi sesungguhnya bagi umat Islam, Hari Jumat itu sendiri juga
sangat penuh makna dan sarat dengan keutamaan. Hal ini seringkali terabaikan
sehingga kedatangan Jumat tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Berikut
diantara keutamaan hari Jumat:
Pertama, hari yang paling utama di dunia dan penghulu dari
hari-hari. Hal ini bisa dilihat dari penjelasan Rasulullah Saw., dalam
hadisnya: Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya
Rasulullah Saw., bersabda: "Sebaik-baik hari adalah hari Jum'at, pada
hari itu Nabi Adam As., diciptakan, pada hari itu dia dimasukkan ke surga, pada
hari itu dia dikeluarkan dari surga, dan hari kiamat tidak akan terjadi kecuali
pada hari Jum'at.” (HR. Muslim no. 854, dan yang lainnya). Dalam
"al-Musnad" hadits dari Abu Lubabah bin Abdul Munzir, dari Nabi Saw.,
Beliau bersabda: "Penghulunya hari adalah hari Jum'at, ia adalah hari
yang paling utama disisi Allah Swt., lebih agung disisi Allah Swt., dari pada
hari Idul Fitri dan Idul Adha, pada hari Jum'at tersebut terdapat lima
keistimewaan: Nabi Adam As., diciptakan, Nabi Adam As.,diturunkan ke dunia,
Nabi Adam As., diwafatkan, Pada hari itu terdapat suatu waktu, tidaklah seorang
hamba meminta kepada Allah pada saat tersebut melainkan pasti akan dikabulkan
oleh Allah Swt., selama yang diminta bukan yang haram, Pada hari itu akan
terjadi kiamat, Tidak ada satupun dari malaikat, bumi, angin, laut, gunung
maupun pepohonan kecuali mereka takut pada hari Jum'at.” (HR. Ahmad dalam al-musnad,
3/430, Ibnu Majah 1084, sedangkan syekh al-Albany mendha'ifkannya dalam Dha'iiful
jaami', 3317).
Kedua, Waktu
yang mustajab untuk berdo’a. Rasulullah Saw., sangat
memuliakan hari ini, menghormatinya, dan mengkhususkannya untuk beribadah
dibandingkan hari-hari lainnya. Hari ini senantiasa penuh dengan ibadah. Dari
Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah Saw., menyebut hari Jum’at lalu beliau
Rasulullah Saw., bersabda, “Di
hari jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan shalat
di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan
dikabulkan.” Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang
menunjukkan sedikitnya waktu itu. (HR. Bukhari Muslim).
Ketiga, dosa-dosanya diampuni antara jum’at tersebut dengan
jum’at sebelumnya. Dari Salman Al-Farisi ra., mengatakan bahwa Nabi Saw.,
bersabda: “Tidaklah
seseorang mandi pada hari jum’at dan bersuci semampunya, berminyak dengan
minyak, atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju
masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan),
kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam
mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni
(dosa-dosanya yang terjadi) antara jum’at tersebut dan jum’at berikutnya.”
(HR. Bukhari)
Begitu pentingnya hari Jumat sehingga Allah Swt.,
mengabadikan Jumat sebagai salah satu nama surat dalam Alquran, surah
al-Jumu’ah. Salah satu penjelasan di dalamnya adalah menyangkut perintah salat Jumat
dan meninggalkan jual beli. ”Hai orang-orang
beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu
kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.Yang demikian itu lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al Jumu’ah, 62:9). Lebih jauh lagi, jual beli dimaknai dengan
aktifitas secara umum. Artinya, apapun aktifitas yang kita lakukan, ketika azan
memanggil untuk salat Jumat maka selayaknya dan seharusnya ditinggalkan.
Pengecualian yang diberikan hanyalah kepada empat golongan sebagaimana hadis
Nabi Saw., "Shalat Jum’at itu wajib bagi tiap-tiap muslim, dilaksanakan
secara berjama’ah terkecuali empat golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan,
anak kecil dan orang yang sakit." (HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits
shahih) Jadi tidak ada alasan lain bagi seorang muslim untuk meninggalkan salat
Jumat.
Puncak dari hari Jumat itu sesungguhnya ada pada
pelaksanaan salat Jumat. Sehingga pada saat khatib sedang berkhutbah, wajib
untuk mendengarkan dan tidak boleh berkata-kata sekalipun hanya mengatakan
”diamlah”. Tidak juga menghindari berbicara dengan tidur pada saat khutbah
berlangsung. Betapa banyak fadilah atau keutamaan
yang digambarkan pada hari Jumat. Itu sebabnya merugilah orang yang tidak mampu
memanfaatkan dengan baik momen jumat yang hanya datang seminggu sekali. Sebab
begitu terlewati, belum tentu jumat berikutnya akan ditemui lagi. Jumat akan
datang setiap minggunya, namun apakah kita selaku hamba akan mampu untuk
bertemu dengannya? Wallaahu a’lam.:) Makassar, 06 April 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar