Sabtu, 27 November 2021

RINGKASAN MATERI KELAS X

 


 

Q.S. al-Hujurat/49: 12 berisi larangan untuk berprasangka buruk (su’uzhann) kepada orang lain, berbuat tajassus, yaitu mencari-cari kesalahan orang lain, dan larangan ghibah, yaitu menggunjing orang lain. Sebaliknya, ayat ini mengandung perintah untuk mengendalikan hawa nafsu (mujahadah an-nafs) dan berprasangka baik (husnuzhan) kepada Allah Swt., sesama manusia, dan diri sendiri.

Sedangkan husnuzhan kepada Allah Swt. dapat dilakukan dengan tiga sikap, yaitu sebagai berikut:

a.    Selalu yakin bahwa Allah Swt. akan senantiasa memberi yang terbaik bagi hamba-Nya

b.    Selalu mensyukuri nikmat dari Allah Swt. Rasa syukur dapat diungkapkan dengan mengucapkan hamdalah, dan menggunakan nikmat tersebut sesuai kehendak Allah Swt.

c.    Bersikap tawakal, sabar, dan ikhlas atas semua cobaan dan ujian dari Allah Swt. Ingatlah bahwa Allah Swt. tidak akan membebani seseorang di luar batas kemampuannya dan semua cobaan yang diberikan oleh Allah Swt. pasti ada hikmahnya

 

Q.S. al-Hujurat/49: 10 berisi perintah menjaga persaudaraan (ukhuwwah), yaitu persaudaraan (ukhuwwah) di antara sesama mukmin yang dilandasi oleh persamaan keimanan kepada Allah Swt.

Adanya persaudaraan (ukhuwwah) yang kuat akan menjadikan kehidupan yang harmonis, diliputi rasa saling mencintai, saling menjaga perdamaian dan persatuan. Untuk memperkokoh persaudaraan (ukhuwwah) maka lakukanlah hal-hal berikut ini:

1)    Ta’aruf, saling mengenal antara umat Islam bukan hanya penampilan fisik namun juga tentang ide, gagasan dan lain sebagainya.

2)    Tafahum, dengan saling mengenal antara sesama umat Islam, maka akan timbul sikap berusaha untuk memahami saudaranya.

3)    Ta’awun, setelah saling memahami sudah terjalin, maka akan timbul sikap saling mendoakan dan saling menolong.

4)    Takaful, jika ketika sikap tersebut sudah terlaksana dengan baik maka akan timbul sikap senasib dan sepenanggungan seperti yang dicontohkan oleh sahabat-sahabat Anshar Madinah terhadap sahabat-sahabat Muhajirin dari Makkah.

Sementara itu, persaudaraan (ukhuwwah) dibagi tiga, yaitu:

1)    Ukhuwwah Islamiyah, yaitu persaudaraan karena sama-sama memiliki persamaan agama dan keyakinan.

2)    Ukhuwwah Wathaniyah, yaitu persaudaraan karena sama-sama satu bangsa dan keterikatan keturunan tanpa membedakan suku, agama, warna kulit adat istiadat, budaya dan aspek-aspek lainnya..

3)    Ukhuwwah Insaniyah atau Basyariyah, yaitu persaudaraan karena sama-sama sebagai sesama manusia secara universal, tanpa membedakan ras, suku, bangsa, agama, warna kulit dan aspek-aspek lainnya.

 

Hikmah Persaudaraan

Di antara hikmah menjaga persaudaraan (ukhuwwah) yaitu:

1)    menumbuhkan sikap saling memahami dan saling pengertian di antara sesama menumbuhkan sikap saling tolong-menolong,

2)    menumbuhkan sikap saling tolong-menolong

3)    menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai akan melahirkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa

4)    Menimbulkan tenggang rasa dan tidak menzhalimi antara sesama.

5)    Tercipta dan terjalinnya solidaritas yang kuat antara sesama muslim

6)    Terbentuknya kerukunan hidup antara sesama warga masyarakat.

 

Asmaulhusna merupakan suatu istilah yang terkait dengan nama-nama Allah Swt. Secara bahasa kata al-asma yang artinya nama merupakan bentuk jamak, dan al-ism adalah bentuk tunggalnya. Al-husna itu sendiri artinya yang paling baik. Secara istilah, arti dari Asmaulhusna adalah nama–nama Allah Swt. yang terbaik atau terindah.

Tujuan mempelajari Asmaulhusna, salah satunya adalah untuk mengenal Allah Swt.

1.            Jumlah Asmaulhusna adalah 99, tetapi jumlah sesungguhnya hanya Allah Swt. yang mengetahui.

2.            Di antara Asmaulhusna adalah al-Karim, al-Mukmin, al-Wakil, al-Matin, al-‘Adl, al -Jami dan al-Akhir.

3.            Cara meneladani Asmaulhusna dalam kehidupan adalah dengan mengkaji, menghafal, menjadikan bacaan zikir dan doa, dan menerapkannya dalam bentuk perilaku.

4.            Hikmah meneladani Asmaulhusna dalam kehidupan, yakni adanya rahmat Allah Swt,. mendapatkan ganjaran, mendapatkan simpati banyak orang, mendatangkan manfaat, menumbuhkan perilaku akhlakulkarimah, memotivasi diri, semakin mencintai Allah dan Rasul- Nya, memikiki ketegaran dan optimis.

 

Hikmah Menerapkan Asmaulhusna dalam Kehidupan.

Seseorang yang sudah menerapkan Asmaulhusna dalam kehidupannya maka akan memperoleh hikmah di antaranya adalah:

1)    Memperoleh keyakinan akan adanya rahmat, hidayah, taufik serta inayah dari Allah Swt.;

2)    Mendapatkan ganjaran berupa pahala sehingga terhindar dari siksa neraka dan memperoleh surga sesuai yang dijanjikan Allah Swt.;

3)    Mendapatkan simpati banyak orang karena sudah memiliki pribadi yang berakhlakul karimah;

4)    Mendatangkan manfaat bagi lingkungan baik lingkungan alam dan sosial;

5)    Menumbuhkan sikap raja’, khauf, tawadhu, khusyu’, taubat, ikhlas, mahabbah, tawakal hanya kepada Allah Swt. serta sifat lainnya saat melaksanakan ibadah;

6)    Memotivasi diri untuk melaksanakan bermacam kegiatan ubudiyah, baik yang bersifat lahir maupun batin;

7)    Membentuk karakter dan budi pekerti luhur serta akhlakulkarimah seorang muslim;

8)    Menanamkan sifat-sifat yang baik yang terdapat dalam Asmaulhusna;

9)    Mencintai Allah Swt., para rasul, Nabi Muhammad Saw. dan al-Qur’an; dan

 

10) Tidak merasa putus asa apabila menemui kegagalan, tidak merasa sedih bila menghadapi masalah dan musibah dan senantiasa mensyukuri seluruh nikmat-Nya.

 

Ilmu adalah kumpulan dari pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan yang dimaksud dengan menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh pengetahuan dengan tujuan untuk merubah seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, mengubah perilaku ke arah yang lebih baik sehingga seseorang tersebut memiliki kecakapan bukan hanya bersifat intelektual tapi juga yang bersifat sosial dan religius.

Ilmu menurut ajaran Islam terbagi dua, yaitu: ilmu fardu ‘ain dan ilmu fardu kifayah. Ilmu fardu ‘ain merupakan ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim, biasanya disebut dengan ilmu agama. Ilmu fardu kifayah adalah ilmu yang apabila sudah ada dari sebagian muslim mempelajarinya sudah gugur kewajiban muslim lainnya, seperti ilmu-ilmu sains.

Agama Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan masalah ilmu. Ini dapat dibuktikan, dengan banyaknya teks-teks dalil yang berasal baik dari al-Qur’an maupun hadis tentang hal tersebut. Konteks dalilnya pun beraneka ragam. Ada yang sifatnya anjuran, menyebutkan keutamaan-keutamaan ilmu dan menuntut ilmu dan celaan terhadap orang-orang yang tidak berilmu. Salah satunya adalah tentang anjuran menuntut ilmu yaitu Q.S. at-Taubah/9: 122.

Etika dalam menuntut ilmu di antaranya dengan meluruskan niat, menghormati para guru dan membaca doa setiap mengawali dan mengakhiri pembelajaran.

Kiat-kiat dalam menuntut ilmu agar diberi kemudahan oleh Allah Swt. adalah (1) penuhi adab atau etika ketika menuntut ilmu, (2) jauhi perbuatan maksiat, (3) amalkan ilmu yang sudah didapat dengan bersemangat, bersungguh-sungguh dan tidak mudah putus asa dan mau mengajarkan kembali pada orang lain.

Hikmah dan manfaat menuntut ilmu di antaranya menjadi orang yang takut hanya kepada Allah Swt, dimudahkan jalannya menuju surga, diridai malaikat, dimintakan ampun oleh seluruh makhluk Allah.

 

Jujur adalah perkataan dan perbuatan yang dilakukan seseorang sesuai dengan kebenaran. Kejujuran juga bisa berarti adanya keselarasan antara ucapan dan perbuatan.

Bentuk-bentuk perilaku jujur dalam kehidupan di antaranya adalah jujur dalam perkataan, dalam bermuamalah, dalam tekad, dalam janji, dan dalam penampilan.

Keutamaan perilaku jujur adalah sebagai berikut.

- Kejujuran adalah salah satu tingkatan iman dan Islam.

- Kejujuran membimbing kepada kebaikan.

- Kejujuran adalah penyempurna iman seorang muslim.

- Kejujuran mengantarkan seseorang ke arah kebaikan.

Dalam ajaran Islam, berperilaku berlaku jujur sangat ditekankan. Ini dapat dibuktikan, dengan banyaknya teks-teks dalil yang berasal baik dari al-Qur'an maupun hadis tentang hal tersebut. Konteks dalilnyapun beraneka ragam, ada yang sifatnya anjuran, menyebutkan keutamaan-keutamaan perilaku jujur dan celaan terhadap orang-orang yang tidak berperilaku jujur dan akibat-akibatnya. Di antaranya ayat-ayat terkait dengan perilaku jujur yaitu Q.S. al-Ahzab/33: 70–71, Q.S. al Maidah/5: 8, Q.S. at Taubah/9: 119

 

Potret perilaku tidak jujur dalam kehidupan di antaranya adalah manipulasi data, berbuat curang dan sumpah palsu.

Cara melatih perilaku jujur adalah sebagai berikut:

a) tanamkan niat yang kuat;

b) tekad yang kokoh;

c) miliki keyakinan yang kuat;

d) melakukan latihan yang terus menerus;

e) memilih dalam berteman dan bersahabat; dan

f ) biasakan berperilaku jujur dalam kehidupan.

 

Hikmah dan manfaat berperilaku jujur adalah:

a) didapat perasaan nyaman dan hati tenang;

b) tidak berurusan dengan lembaga-lembaga penegak keadilan terkait dengan kecurangan;

c) diperoleh kemudahan dalam hidupnya;

d) diselamatkan dari azab dan laknat Allah Swt.;

e) dijamin masuk surga oleh Allah Swt.; dan

f ) dicintai oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya.

 

Perilaku jujur dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Ada beberapa hikmah berperilaku jujur yang dapat kita petik, antara lain, sebagai berikut:

a.    Adanya perasaan nyaman dan hati tenang karena dalam kehidupannya tidak ada hal-hal yang harus disembunyikan atau ditutupi atau dirahasiakan.

b.    Tidak berurusan dengan lembaga-lembaga penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dengan perbuatan curang yang dilakukan

c.    Adanya kemudahan dalam menjalani aktivitas kehidupan disebabkan adanya kepercayaan dari orang lain dan juga akan disukai oleh orang banyak.

d.    Selamat dari azab dan laknat Allah Swt. karena sudah berhasil menjauhi sifat dusta yang merupakan salah satu sifat orang munafik.

e.    Adanya jaminan masuk surga oleh Allah Swt., karena dengan kejujuran akan membawa kepada kebaikan, terkumpulnya kebaikan itulah yang akan mengantarkan ke surga.

f.     Adanya jaminan dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya karena sudah melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Sumber hukum Islam adalah rujukan untuk mengambil keputusan dalam menghukumi suatu perbuatan dengan cara yang dibenarkan syariat Islam.

Sumber hukum yang disepakati sebagian ulama ada empat yaitu al-Qur’an, hadis, ijma' dan qiyas.

Al-Qur’an secara bahasa berasal dari kata qara’a berarti bacaan atau dibaca. Secara istilah, al-Qur’an merupakan firman Allah Swt., yang merupakan mukjizat yang diwahyukan kepada baginda Nabi Muhammad Saw. melalui perantaraan malaikat Jibril yang diriwayatkan dengan cara mutawatir. Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam pertama dan utama dalam menghukumi persoalan dalam kehidupan.

Keistimewaan al-Qur’an adalah al-Qur’an merupakan wahyu Allah Swt. yang tertulis dalam bahasa Arab, sebagai hujjah bagi Rasulullah Saw., sebagai mukjizat dan al-Qur’an merupakan undang-undang bagi umat Islam.

Isi kandungan al-Qur’an meliputi permasalahan tauhid, ibadah, janji dan ancaman, jalan untuk memperoleh kebahagiaan serta kisah-kisah masa lalu. Sementara itu azas al-Qur’an dalam menetapkan hokum pada prinsipnya menghilangkan kesempitan dan kesulitan, sedikit pembebanan pada umat dan ketika menetapkan hukum sikapnya bertahap dan berangsur-angsur.

Macam-macam hukum yang dibahas dalam al-Qur’an meliputi ahkam i’tiqadiyah (akidah), yaitu hukum terkait dengan masalah keimanan, ahkam khuluqiyah, yaitu hukum terkait dengan masalah perilaku dan syar’iyyah, yaitu hukum terkait dengan masalah amal seorang muslim ketika berhubungan dengan Allah Swt, sesama dan alam sekitar.

As-sunnah secara bahasa artinya jalan, tabi’at dan peri kehidupan, sedangkan menurut istilah segala yang dinukilkan dari Nabi Muhammad Saw., baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir, pengajaran, sifat kelakuan, perjalanan hidup; baik yang demikian itu sebelum nabi Muhammad Saw. diangkat sebagai rasul maupun sesudahnya.

Hadis secara bahasa artinya berita atau  sesuatu yang baru, sedangkan  menurut istilah, hadis adalah segala perkataan, perbuatan, maupun taqrir yang dilakukan Rasulullah Saw. Oleh karena itu, hadis terbagi tiga yaitu hadis qauliyah, fi’liyah dan taqririyah, sementara itu ada yang berpendapat hadis hammiyah termasuk kategori hadis.

Pembagian hadis ditinjau dari sanadnya terbagi menjadi tiga, yaitu hadis mutawatir, masyhur dan ahad. Sedangkan hadis ahad ditinjau dari kualitas perawinya terbagi tiga, yaitu hadis sahih, hasan dan dhaif.

Hadis sebagai sumber hukum Islam kedua setelah al-Qur’an memiliki fungsi terhadap al-Qur’an sebagai bayan taqrir, bayan tafsir dan bayan tasyri.

Ijtihad secara bahasa berarti bersungguh-sungguh. Sementara itu secara istilah, ijtihad berarti berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan sesuatu masalah yang tidak ada ketetapan hukumnya, baik dalam al-Qur’an dan hadis. Orang yang melakukan ijtihad dinamakan mujtahid dan untuk menjadi mujtahid harus memiliki persyaratan di antaranya memahami isi kandungan al-Qur’an dan hadis, mengetahui bahasa Arab, ilmu ushul dan kaidah-kaidah fiqih, cerdas dan memiliki akhlakulkarimah. Sandaran ijtihad adalah al-Qur’an dan hadis. Fungsi ijtihad itu sendiri adalah sebagai jawaban atas permasalahan yang tidak ada dasar hukumnya dalam al-Qur’an dan hadis dan sebagai penghargaan kepada akal yang dianugerahkan Allah Swt. untuk hamba-Nya.

Bentuk-bentuk ijthad yang disepakati para ulama ada dua, yaitu

(1). Ijma; kesepakatan para mujtahid dalam memutuskan suatu masalah sesudah Rasulullah Saw. wafat pada suatu peristiwa.

(2). Qiyas; menetapkan hukum atas suatu kejadian yang tidak ada dasar nash dengan cara membandingkan kepada suatu kejadian lain yang telah ditetapkan hukumnya berdasarkan nash karena ada persamaan illat antara kedua kejadian tersebut.

Manfaat mengimplementasikan al-Qur’an, hadis, ijtihad sebagai sumber hukum Islam adalah mengantarkan umat Islam agar tidak tersesat dalam berperilaku sesuai dengan tuntunan agama Islam.

Ada beberapa hikmah menjadikan al-Qur’an, hadis dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam, antara lain:

a.    Tidak tersesat dalam berperilaku sesuai tuntunan agama Islam;

b.    Menjadikan diri sebagai orang yang taat beribadah dengan penuh ketulusan;

c.    Terbiasa membaca dan mengkaji al-Qur’an serta hadis;

d.    selamat dari azab dan laknat Allah Swt. karena sudah mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan Allah Swt. dan Rasul-Nya;

e. memperoleh kebahagiaan hidup dunia karena sudah mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya dan tentunya juga memperoleh kebahagiaan di akhirat; dan

f. terwujudnya perilaku akhlakulkarimah dalam kehidupan bermasyarakat.

 

Haji berarti menziarahi atau mengunjungi Baitullah (Ka'bah) di kota Makkah al-Mukarramah dan sekitarnya untuk melaksanakan ibadah-ibadah tertentu, seperti wukuf, tawaf, sa’i, melontar jumrah dan lain sebagainya dengan cara tertentu dengan waktu yang sudah ditentukan.

Rukun haji adalah ihram, wukuf , tawaf, sa'i, tahallul, dan tertib.

Miqat dalam haji ada dua, yaitu miqat makani dan miqat zamani.

Dam merupakan denda bagi orang yang melanggar larangan ihram.

Tata cara pelaksanaan haji ada tiga yaitu haji tamattu, ifrad dan qiran.

 

Hikmah melaksanakan haji terkait dengan rukun dan wajib haji adalah dengan ihram menjadikan diri untuk selalu beraktivitas hanya untuk Allah Swt. Dengan wukuf di padang Arafah dapat memperkuat ukhuwwah karena merupakan miniatur padang Mahsyar dan peresapan nilai-nilai yang bersifat universal. Dengan tawaf, apapun yang dilakukan seorang muslim tujuannya hanya untuk Allah Swt. Dengan sa’i, kita belajar kesungguhannya ibunda Siti Hajar dan kepasrahannya. Dengan melempar jumrah, kita tetap menjaga keistiqamahan agar tidak tergoda setan dan dengan tahallul berakhirlah prosesi ibadah haji, umrah.

Fungsi ibadah haji dan umrah adalah sebagai penyempurna keimanan seseorang, penghapus dosa, mempertebal keimanan, mempererat ukhuwwah.

Sikap perilaku yang mencerminkan hikmah pelaksanaan ibadah haji adalah semakin baik akhlak dan perilakunya, memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri lebih baik, lebih tangguh dalam menghadapi situasi yang sulit, dan lebih mempererat silaturrahim atau ukhuwwah islamiyah.

Hikmah yang dapat diperoleh dari sejarah dakwah Rasulullah Saw. Di Makkah, antara lain, sebagai berikut:

a.    Menumbuhkan keyakinan bahwa Allah Swt. pasti akan menolong hamba-Nya yang sabar, tabah, dan memiliki semangat tinggi dalam berdakwah.

b.    Meyakini bahwa semua hidayah datangnya dari Allah Swt., sementara Rasulullah Saw. hanya bertugas menyampaikan risalah.

c.    Islam mengajarkan persamaan hak dan derajat bagi semua manusia. Setiap orang memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah Swt., hanya ketaqwaanlah yang menjadi ukuran kemuliaan di hadapan Allah Swt.

d.    Setiap perjuangan dakwah membutuhkan pengorbanan. Rasulullah Saw. dan para sahabat telah mengorbankan harta benda dan jiwa untuk menengakkan ajaran Islam.

Kota Makkah merupakan kota terpenting dan terkenal di jazirah Arab karena dilalui jalur perdagangan, karena disana ada Ka’bah sebagai pusat keagamaan.

Mayoritas masyarakat Arab jahiliyah beragama watsani, yaitu percaya kepada dewa yang diwujudkan dalam bentuk berhala dan patung.

Penduduk Arab jahiliyah memiliki tabiat suka berperang sehingga budaya mereka tidak berkembang.

Pada malam 17 Ramadan atau tepat pada 6 Agustus 610 Masehi, ketika bertahannuts di gua Hira, dan Nabi Muhammad Saw. menerima wahyu pertama, yaitu surat al-Alaq ayat 1–5.

Subtansi dakwah Rasulullah Saw. di Makkah adalah tauhid kepada Allah. Swt., memperbaiki akhlak masyarakat Makkah, menegakkan keadilan dan persamaan derajat, mengajarkan adanya hari kiamat.

Strategi dakwah Rasulullah Saw. di Makkah adalah dengan cara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun dan secara terang-terangan selama 10 tahun.

Beberapa faktor yang mendorong kaum kafir Quraisy menentang Islam dan kaum Muslimin, antara lain, adalah persaingan perebutan kekuasaan, ajaran Islam tentang persamaan hak dan derajat, dan taklid kepada nenek moyang.

Penyebab keberhasilan perjuangan dakwah Rasulullah Saw. di kota Makkah adalah memiliki akhlak mulia, analisis sosial yang cerdas, niat yang kuat, kasih sayang, menyampaikan kebenaran, dan menggunakan strategi yang tepat.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar