Selasa, 21 Januari 2014

GENERASI RABBANI DAN RAMADHANI


Ramadhan telah berlalu dengan meninggalkan berbagai kesan bagi tiap-tiap mukmin dan muslim yang menemuinya. Kadar kesalehan yang meningkat –baik kesalehan individual maupun kesalehan sosial- merupakan salah satu indikasi bahwa Ramadhan memberikan dampak positif yang luar biasa bagi mereka yang melaluinya. Masjid yang selalu ramai dikunjungi, bahkan pada setiap waktu salat memberikan isyarat bahwa Ramadhan adalah benar-benar sebagai bulan peningkatan. Di berbagai tempat dan media bertebaran kajian-kajian keislaman yang menunjukkan betapa kaum muslimin haus akan ilmu dan pengetahuan yang bersifat ukhrawi.
Persoalan yang muncul adalah berbaliknya kondisi seperti itu pasca Ramadhan. Bahkan ketika akhir Ramadhan mulai tampak fenomena menurunnya tingkat kesalehan itu. Kesibukan menjelang Idul Fitri sempat melalaikan sebagian muslim untuk memanfaatkan momen akhir Ramadhan. Kesibukan demi kesibukan dalam mempersiapkan hari raya melupakan orang untuk tetap tarwih dan tadarus Al Qur’an. Dan, kemeriahan Hari Raya menambah daftar panjang kelalaian sebagian muslim untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Khalik.
Para ulama kemudian memberikan tuntunan agar kaum muslimin tidak menjadi generasi yang Ramadhani, yaitu generasi yang hanya beribadah pada bulan Ramadhan saja. Namun lebih jauh lagi yaitu generasi yang Rabbani. Artinya, generasi yang konsisten beribadah sepanjang hidupnya, tidak terbatas pada waktu-waktu tertentu seperti bulan Ramadhan saja. Jadi, kembali ke diri kita masing-masing apakah termasuk dalam generasi yang Rabbani ataukah Ramadhani. Wallaahu a’lam.:) (Makassar, 25 September 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar