Ada
dua momen penting yang akan dihadapi dalam minggu ini, pertama, Tahun Baru 1 Muharam 1430 H, yang
peringatannya biasa diisi dengan ceramah, tabligh akbar, zikir bersama dan
semacamnya. Kedua, Tahun Baru 1 Januari 2009 M. yang umumnya diperingati dengan
meriah mulai tengah malam hingga pagi dengan berbagai acara hura-hura, kembang
api, petasan dan semacamnya. Dua tahun baru yang terkesan kontradiktif dalam
peringatannya. Bagi mereka yang memahami akan nilai-nilai religius, tentu akan
membatasi diri dalam kegiatan yang bersifat hura-hura dan pemborosan, apapun
alasannya karena hal tersebut lebih banyak membawa mudharat ketimbang
manfaat. Mereka lebih berpikir untuk bertafakur dan bermuhasabah atas bertambahnya umur, karena sesungguhnya
dengan bertambah umur, pada hakekatnya
adalah berkurang kesempatan untuk hidup di dunia ini.
Muhasabah memang harus dilakukan setiap hari, setiap saat karena kita tidak
tahu kapan maut menjemput. Namun inilah wujud syukur selaku hamba terhadap
nikmat kesempatan yang diberikan Allah Swt. untuk bisa menikmati sisa hidup.
Umur adalah modal berharga dalam kehidupan manusia di dunia yang kelak akan
dipertanggungjawabkan dihadapan Allah. Rasulullah saw bersabda: ”Tidak akan tergelincir kaki seorang hamba
pada hari kiamat sebelum menjawab empat pertanyaan: tentang umurnya untuk apa
ia habiskan, masa mudanya digunakan untuk apa, tentang hartanya darimana
diperoleh dan kemana dibelanjakan, dan ilmunya sudahkan diamalkan?” (HR. Bazar
dan Thabrani)
Kalaulah umur adalah amanat Tuhan, tentu setiap muslim berkewajiban
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Banyak hal bisa dilakukan melalui
berbagai kesalehan, apakah kesalehan individual atau kesalehan sosial, baik
dalam pengertian yang sempit ataupun dalam arti yang luas. Singkatnya, setiap
orang hendaklah menjadikan kehidupannya berkualitas. Dan kualitas seseorang
bukan terletak pada panjang pendeknya usia, tapi pada amal ibadahnya.
Rasulullah saw bersabda: ”Manusia yang
paling baik adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Manusia yang buruk
adalah yang paling panjang umurnya tapi amalnya buruk” (H.R. Ahmad)
Orang-orang yang senantiasa bermuhasabah tentu menyadari bahwa waktu yang
berlalu setiap hari, tak ubahnya seperti lemari-lemari kosong yang lewat di hadapannya.
Terserah kepada setiap individu, apakah akan mengisinya dengan hal-hal yang
baik ataukah yang buruk, mengisinya dengan amal yang saleh ataukah amal yang
salah. Atau bahkan membiarkannya lewat begitu saja dengan sia-sia.
Betapa banyak ayat Allah dalam Al-Quran yang mengisyaratkan tentang waktu.
Semuanya mengindikasikan kepada pemanfaatan waktu dengan sebaik-baiknya, agar manusia
tidak termasuk pada golongan orang yang merugi. Salah satunya adalah
sebagaimana firman Allah dalam surat Al Asr : 1 – 3 : ”Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Asr : 1-3)
Banyak orang yang beruntung dengan umur yang dimilikinya,
namun tidak sedikit pula yang celaka karena tertipu dengan umurnya. Inilah yang
ditegaskan Nabi saw :”Dua nikmat yang
tertipu olehnya kebanyakan manusia; nikmat sehat dan nikmat waktu luang”
(H.R. Bukhari). Momen tahun baru, memberikan kesempatan bagi kita untuk
bermuhasabah, melihat kembali diri ini sambil memperhitungkan dan memanfaatkan
kesempatan yang diberikan Allah. Orang yang tidak menyibukkan dirinya dengan
kebaikan dan kebenaran, maka ia akan menyibukkan dirinya dengan kejahatan dan
kebatilan sebagaimana dikatakan oleh Imam Syafi’i Rahimahullahu: ”Jika anda tidak menyibukkan diri anda
dengan kebenaran, maka ia akan menyibukkan anda dengan kebatilan.” Nabi
saw. menganjurkan umatnya untuk memeriksa umurnya setiap kali menyadari umurnya
bertambah pada setiap pergantian tahun.
Umur adalah rahasia Allah yang tiada seorangpun mengetahuinya. Bersyukurlah
mereka yang mampu memanfaatkannya dan merugilah bagi yang melewatkannya. Selaku
hamba Allah, kita hanya mampu bermohon dan berharap bahwa apa yang kita lakukan
dalam mengisi kehidupan ini senantiasa menjadi amal saleh dan bernilai ibadah
di mata Allah swt, Mudah-mudahan, memasuki dua tahun baru ini kita mampu untuk
menjadi hamba Allah yang pandai mensyukuri akan kasih sayang yang diberikanNya.
Amiin ya rabbal ’alamiin
Makassar, 20 Desember 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar