Selasa, 21 Januari 2014

KARTINI DAN DUNIA PENDIDIKAN

Momen Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April selalu menarik untuk diperbincangkan. Terlepas dari pro dan kontra yang muncul dalam berbagai media, Kartini tetaplah sosok wanita inspiratif bagi berbagai kalangan, khususnya dunia pendidikan. Begitu pentingnya cita-cita R. A. Kartini dalam mewujudkan emansipasi wanita sehingga kaum Hawa saat ini bisa merasakan kemerdekaan dalam mewujudkan cita-citanya tanpa ada diskriminasi.  
Kartini barangkali hanyalah salah satu dari sekian banyak wanita luar biasa yang “dipublikasikan” sebagai perempuan yang mampu menginspirasi banyak kalangan untuk sebuah perubahan. Kartini sendiri barangkali tidak pernah membayangkan bahwa apa yang diperjuangkannya dahulu akan menjadi seperti saat ini. Pemikirannya akan pentingnya pendidikan untuk kaum perempuan sudah selayaknya dijadikan referensi untuk pengembangan dunia pendidikan saat ini.
Peringatan Hari Kartini oleh anak-anak perempuan dengan busana tradisional dan  berpakaian yang menggambarkan sebuah profesi, seperti polisi, dokter, hakim, guru, paramedis, dan lain sebagainya, sesungguhnya memberikan makna bahwa anak perempuan atau kaum perempuan boleh punya mimpi dan bercita-cita tinggi seperti layaknya laki-laki dengan berbagai profesinya namun tetap memegang teguh nilai-nilai budaya Indonesia, seperti yang diperjuangkan oleh Kartini. Bagi penulis, soal pendidikan perempuan adalah sesuatu yang wajib diperjuangkan. Islam sendiri membuka kesempatan seluas-luasnya bagi perempuan untuk mendapatkan pendidikan setinggi mungkin jauh sebelum Kartini dilahirkan.
Sekaranglah saatnya pendidikan perempuan Indonesia diperjuangkan tanpa ada batasan dan bentuk diskriminasi lainnya. Fakta masih banyaknya anak jalanan, gelandangan dan pengemis yang berkeliaran perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Kepedulian terhadap pendidikan anak-anak akan menentukan nasib bangsa ini ke depannya. Cukuplah angka-angka dan ranking kualitas pendidikan yang diurutkan itu menjadi data yang “mempermalukan” bangsa ini. Namun upaya untuk mencerdaskan bangsa ini tidak boleh berhenti.
Saatnya perempuan-perempuan masa kini sebagai pewaris cita-cita Kartini mulai berfikir untuk memajukan dunia pendidikan Indonesia. Jika Kartini pada masanya bisa berjuang dari hadangan kolonialisme, maka tidak ada alasan bagi perempuan sekarang tidak bisa melanjutkan perjuangan Kartini. Tunjukkan bahwa perempuan Indonesia mampu mewarisi semangat kartini khususnya dalam bidang pendidikan sehingga mampu membawa setetes penyegaran di tengah dahaganya kualitas pendidikan Indonesia yang memprihatinkan. Dengan begitu Kartini tidak akan pernah mati, Kartini akan selalu ada dari masa ke masa, dari jaman ke jaman, bagaimanapun bentuk dan wujudnya. (Manado, 19 April 2012)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar