Selasa, 21 Januari 2014

Ramadhan: Upaya Menggapai Maghfirah


Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.
Q.S. Ali Imran (3):133

Allah Swt. adalah Zat yang Maha Luas kekuasaanNya. Dia menguasai apa saja yang ada di seantero jagad raya ini. Mulai dari hal yang terkecil sekalipun sampai yang paling besar. Tak ada satupun yang luput dari pantauanNya.
Perjalanan waktu kembali membawa kita pada bagian kedua dari tiga tahapan Ramadhan –Rahmat, Ampunan dan Pembebasan dari api neraka- yang merupakan fase penting dalam kehidupan manusia. Siapa sih yang tak pernah berbuat salah dan dosa? Sebuah pertanyaan retoris dan membuat kita sadar bahwa tidak satupun diantara kita manusia biasa yang hidupnya tanpa cela –diluar batas-batas kenabian Muhammad Saw-. Orang yang baik bukanlah yang tidak pernah melakukan kesalahan tapi mereka yang berbuat salah lalu menyadari dan memperbaiki kesalahan yang diperbuatnya agar tidak terjerumus lagi.
Ramadhan senantiasa memberikan suatu dampak positif bagi mereka yang menyadarinya. Adanya peningkatan ketaatan terhadap perintah Sang Pencipta dan upaya untuk menjauhi laranganNya sering terlihat pada bulan ini. Sejak subuh, ramai orang menghadiri jama’ah subuh dan mendengarkan kultum. Demikian juga waktu-waktu shalat berikutnya. Apalagi menjelang waktu Maghrib, saat waktu berbuka hampir tiba. Paling menonjol adalah waktu Isya yang biasanya dilanjutkan dengan ceramah sebelum shalat tarwih dan witir. Rasanya, tidak ada kesempatan untuk melakukan kemaksiatan terhadap Allah dengan situasi yang mendukung peningkatan iman dan taqwa. Secara bahasa, taqwa bisa bermakna takut. Takut untuk melanggar perintah Allah, takut akan azab yang akan menimpanya kelak. Kondisi seperti inilah yang penting untuk dibangun dalam masyarakat kita yang tiada hari tanpa berita kriminal. Orang tidak lagi bergosip karena mengendalikan diri saat berpuasa. Tidak ada lagi penghinaan terhadap sesama, pelecehan dan intimidasi terhadap satu dengan lainnya. Boleh jadi si preman tidak beraksi karena menyadari kesucian Ramadhan atau di sisi lain, si PSK tidak lagi bertransaksi karena Ramadhan yang mulia. Atau boleh jadi pula, oknum anggota legislatif yang tadinya lebih takut pada KPK daripada Allah kemudian sadar dan berubah menjadi lebih takut akan siksa Allah daripada disadap KPK. –daripada korupsi berjama’ah, lebih baik shalat berjama’ah- Padahal sekalipun tidak disadap, Allah telah merekam semua perbuatan manusia sejak lahir ke muka bumi sampai meninggal dengan sebuah rekaman yang sempurna untuk kemudian diputar kembali di padang mahsyar sebagai arena pertanggungjawaban selama hidup di dunia.
Ayat Alquran di atas memberikan suatu pelajaran penting bagi umat manusia agar sesegera mungkin menuju pada ampunan Allah. Betapapun besarnya kesalahan manusia, ada suatu keyakinan bahwa ampunan Allah itu jauh lebih besar dan pasti diberikan kepada mereka yang benar-benar menyadari akan segala kesalahan-kesalahannya. Tujuan puasa dalam Q.S. Al Baqarah (2):183 adalah agar manusia bertaqwa dan imbalan bagi mereka yang bertaqwa adalah Surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Kenikmatan jangka panjang yang harus dipersiapkan sejak dini untuk menggapainya. Semoga kita mampu melaksanakan ibadah puasa dan berbagai amaliah ramadhan kali ini sehingga ampunan Allah akan kita dapatkan untuk kemudian menjadi manusia yang bertaqwa dan berbuah surga sebagaimana yang dijanjikan. Amiin. (Manado Post,30 Agustus 2008)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar