Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.
Q.S. Ali
Imran (3):133
Allah
Swt. adalah Zat yang Maha Luas kekuasaanNya. Dia menguasai apa saja yang ada di seantero jagad raya
ini. Mulai dari hal yang terkecil sekalipun sampai yang paling besar. Tak ada
satupun yang luput dari pantauanNya.
Perjalanan waktu kembali membawa kita pada bagian kedua
dari tiga tahapan Ramadhan –Rahmat, Ampunan dan Pembebasan dari api neraka-
yang merupakan fase penting dalam kehidupan manusia. Siapa sih yang tak pernah
berbuat salah dan dosa? Sebuah pertanyaan retoris dan membuat kita sadar bahwa
tidak satupun diantara kita manusia biasa yang hidupnya tanpa cela –diluar
batas-batas kenabian Muhammad Saw-. Orang yang baik bukanlah yang tidak pernah
melakukan kesalahan tapi mereka yang berbuat salah lalu menyadari dan
memperbaiki kesalahan yang diperbuatnya agar tidak terjerumus lagi.
Ramadhan senantiasa memberikan suatu dampak positif bagi
mereka yang menyadarinya. Adanya peningkatan ketaatan terhadap perintah Sang
Pencipta dan upaya untuk menjauhi laranganNya sering terlihat pada bulan ini.
Sejak subuh, ramai orang menghadiri jama’ah subuh dan mendengarkan kultum.
Demikian juga waktu-waktu shalat berikutnya. Apalagi menjelang waktu Maghrib,
saat waktu berbuka hampir tiba. Paling menonjol adalah waktu Isya yang biasanya
dilanjutkan dengan ceramah sebelum shalat tarwih dan witir. Rasanya, tidak ada
kesempatan untuk melakukan kemaksiatan terhadap Allah dengan situasi yang
mendukung peningkatan iman dan taqwa. Secara bahasa, taqwa bisa bermakna takut.
Takut untuk melanggar perintah Allah, takut akan azab yang akan menimpanya kelak.
Kondisi seperti inilah yang penting untuk dibangun dalam masyarakat kita yang
tiada hari tanpa berita kriminal. Orang tidak lagi bergosip karena
mengendalikan diri saat berpuasa. Tidak ada lagi penghinaan terhadap sesama,
pelecehan dan intimidasi terhadap satu dengan lainnya. Boleh jadi si preman
tidak beraksi karena menyadari kesucian Ramadhan atau di sisi lain, si PSK
tidak lagi bertransaksi karena Ramadhan yang mulia. Atau boleh jadi pula, oknum
anggota legislatif yang tadinya lebih takut pada KPK daripada Allah kemudian
sadar dan berubah menjadi lebih takut akan siksa Allah daripada disadap KPK.
–daripada korupsi berjama’ah, lebih baik shalat berjama’ah- Padahal sekalipun
tidak disadap, Allah telah merekam semua perbuatan manusia sejak lahir ke muka bumi
sampai meninggal dengan sebuah rekaman yang sempurna untuk kemudian diputar
kembali di padang mahsyar sebagai arena pertanggungjawaban selama hidup di
dunia.
Ayat Alquran di atas memberikan suatu pelajaran penting
bagi umat manusia agar sesegera mungkin menuju pada ampunan Allah. Betapapun
besarnya kesalahan manusia, ada suatu keyakinan bahwa ampunan Allah itu jauh
lebih besar dan pasti diberikan kepada mereka yang benar-benar menyadari akan
segala kesalahan-kesalahannya. Tujuan puasa dalam Q.S. Al Baqarah (2):183
adalah agar manusia bertaqwa dan imbalan bagi mereka yang bertaqwa adalah Surga
yang luasnya seluas langit dan bumi. Kenikmatan jangka panjang yang harus
dipersiapkan sejak dini untuk menggapainya. Semoga kita mampu melaksanakan
ibadah puasa dan berbagai amaliah ramadhan kali ini sehingga ampunan Allah akan
kita dapatkan untuk kemudian menjadi manusia yang bertaqwa dan berbuah surga
sebagaimana yang dijanjikan. Amiin. (Manado Post,30 Agustus 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar