Rabu, 22 Januari 2014

PERUSAK ISLAM

Dalam kehidupan ini, ada orang-orang yang bisa digolongkan atau dianggap sebagai perusak agama Islam. Ironisnya mereka adalah berasal dari golongan Islam itu sendiri. Kemunculan golongan ini merupakan bencana bagi Islam karena mereka memiliki sifat Al Wahan atau cinta dunia takut mati. Mereka tidak bisa menjalankan syariat Allah dengan baik dan cenderung menyelewengkan syariat itu sendiri. Siapakah mereka itu ?
Rasulullah saw dalam sebuah haditsnya menyatakan :

“Ada tiga orang yang bisa dianggap sebagai perusak agama yaitu ulama yang menyeleweng, penguasa yang zalim dan ahli ibadah yang jahil” (HR. Imam Ad Dailami dari Ibnu Abbas)

Pertama, Ulama yang menyeleweng. Menyeleweng artinya menyimpang dari kebenaran. Ulama yang menyeleweng artinya yang suka berbuat maksiat atau membela kemaksiatan, tidak punya pendirian dan mudah didikte atau dipengaruhi oleh orang yang tidak suka akan kebenaran. Yang lebih berbahaya lagi jika ulama seperti ini dikuasai oleh penguasa yang tidak benar, maka ia akan memberika fatwa-fatwa dan argumentasi demi berlangsungnya proyek maksiat tersebut.
Masyarakat awam yang tidak memahami tentu akan menganggap bahwa maksiat yang mereka lakukan boleh saja karena ulama yang mereka anggap lebih tahu tentang hukum, justru melakukannya. Mereka tidak sadar bahwa ulama panutan mereka itu hanya mementingkan diri sendiri dibandingkan kepentingan umat. Ulama seperti inilah yang menjadi penyebab tertutupnya suatu kebenaran dan dianggap sebagai perusak agama.

Kedua adalah Penguasa yang zalim. Penguasa (umara) sebenarnya sama dengan ulama karena menjadi panutan masyarakat dan kepadanya juga biasanya orang mengadu untuk mendapatkan keadilan. Namun jika penguasa sudah berlaku zalim, bertindak sewenang-wenang, berbuat maksiat bahkan bertindak sebagai pelindung tempat maksiat, cenderung menyalahkan yang benar dan membela yang jelas salah, maka akan terjadi kesengsaraan terhadap orang yang dipimpinnya.
Penguasa seperti ini tidak bisa dijadikan panutan sebab bagaimana mungkin dia melindungi rakyatnya dari kezaliman, sedang ia sendiri banyak menzalimi orang lain. Kebenaran akan bisa ditegakkan di tengah-tengah umat jika ulama dan penguasanya adalah orang yang berada dalam kebenaran.

Ketiga, ahli ibadah yang jahil. Hadits Rasulullah menjelaskan bahwa ahli ibadah yang dimaksud adalah orang yang kuat dan banyak beribadah, baik yang wajib ataupun yang sunah. Namun ia jahil atau bodoh terhadap ajaran agamanya seperti masalah halal haram, antara yang sah dan batal, rukun dan sunah dalam suatu amal ibadah. Kalaupun beribadah, dilaksanakan tanpa ilmu dan hanya ikut-ikutan saja. Tidak ada usaha untuk mencari tahu dan mempelajari tentang amal ibadah yang dikerjakannya. Mereka tidak mau mencari guru untuk belajar ataupun membaca buku. Jika ditanya, tentu ia tidak bisa menjawab karena memang dia bodoh dan tidak mau belajar. Hal ini bisa membahayakan karena bisa menyesatkan orang lain.
Dari ketiga golongan perusak agama tersebut, Rasulullah saw mendahulukan ulama karena bahayanya lebih besar dibandingkan yang lain. Namun bukan berarti dua golongan lainnya tidak penting dan diabaikan. Ketiganya perlu mendapat perhatian yang sama agar kemurnian Islam tetap terjaga dengan benar. (Dari berbagai sumber)
Makassar, 6 April 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar