Dalam kehidupan ini, ada
orang-orang yang bisa digolongkan atau dianggap sebagai perusak agama Islam.
Ironisnya mereka adalah berasal dari golongan Islam itu sendiri. Kemunculan
golongan ini merupakan bencana bagi Islam karena mereka memiliki sifat Al Wahan
atau cinta dunia takut mati. Mereka tidak bisa menjalankan syariat Allah dengan
baik dan cenderung menyelewengkan syariat itu sendiri. Siapakah mereka itu ?
Rasulullah saw dalam sebuah
haditsnya menyatakan :
“Ada tiga orang yang bisa dianggap sebagai perusak agama yaitu ulama
yang menyeleweng, penguasa yang zalim dan ahli ibadah yang jahil” (HR. Imam Ad
Dailami dari Ibnu Abbas)
Pertama, Ulama yang menyeleweng. Menyeleweng artinya menyimpang
dari kebenaran. Ulama yang menyeleweng artinya yang suka berbuat maksiat atau
membela kemaksiatan, tidak punya pendirian dan mudah didikte atau dipengaruhi
oleh orang yang tidak suka akan kebenaran. Yang lebih berbahaya lagi jika ulama
seperti ini dikuasai oleh penguasa yang tidak benar, maka ia akan memberika
fatwa-fatwa dan argumentasi demi berlangsungnya proyek maksiat tersebut.
Masyarakat awam yang tidak
memahami tentu akan menganggap bahwa maksiat yang mereka lakukan boleh saja
karena ulama yang mereka anggap lebih tahu tentang hukum, justru melakukannya.
Mereka tidak sadar bahwa ulama panutan mereka itu hanya mementingkan diri
sendiri dibandingkan kepentingan umat. Ulama seperti inilah yang menjadi
penyebab tertutupnya suatu kebenaran dan dianggap sebagai perusak agama.
Kedua adalah Penguasa yang zalim. Penguasa (umara) sebenarnya sama
dengan ulama karena menjadi panutan masyarakat dan kepadanya juga biasanya
orang mengadu untuk mendapatkan keadilan. Namun jika penguasa sudah berlaku
zalim, bertindak sewenang-wenang, berbuat maksiat bahkan bertindak sebagai
pelindung tempat maksiat, cenderung menyalahkan yang benar dan membela yang
jelas salah, maka akan terjadi kesengsaraan terhadap orang yang dipimpinnya.
Penguasa seperti ini tidak bisa
dijadikan panutan sebab bagaimana mungkin dia melindungi rakyatnya dari
kezaliman, sedang ia sendiri banyak menzalimi orang lain. Kebenaran akan bisa
ditegakkan di tengah-tengah umat jika ulama dan penguasanya adalah orang yang
berada dalam kebenaran.
Ketiga, ahli ibadah yang jahil. Hadits Rasulullah menjelaskan bahwa
ahli ibadah yang dimaksud adalah orang yang kuat dan banyak beribadah, baik
yang wajib ataupun yang sunah. Namun ia jahil atau bodoh terhadap ajaran
agamanya seperti masalah halal haram, antara yang sah dan batal, rukun dan
sunah dalam suatu amal ibadah. Kalaupun beribadah, dilaksanakan tanpa ilmu dan
hanya ikut-ikutan saja. Tidak ada usaha untuk mencari tahu dan mempelajari
tentang amal ibadah yang dikerjakannya. Mereka tidak mau mencari guru untuk
belajar ataupun membaca buku. Jika ditanya, tentu ia tidak bisa menjawab karena
memang dia bodoh dan tidak mau belajar. Hal ini bisa membahayakan karena bisa
menyesatkan orang lain.
Dari ketiga golongan perusak
agama tersebut, Rasulullah saw mendahulukan ulama karena bahayanya lebih besar
dibandingkan yang lain. Namun bukan berarti dua golongan lainnya tidak penting
dan diabaikan. Ketiganya perlu mendapat perhatian yang sama agar kemurnian
Islam tetap terjaga dengan benar. (Dari berbagai sumber)
Makassar, 6 April 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar