Selasa, 21 Januari 2014

Jalan Menuju Surga

Ini bukan sebuah judul sinetron atau film di televisi tetapi suatu hal yang perlu kita ketahui dan merupakan impian dari semua orang apalagi seorang muslim.
Setiap orang yang ditanya –sebejat apapun prilakunya- tetap menginginkan surga sebagai bagian akhir dari kehidupannya. Setiap orang menginginkan bahwa setiap episode kehidupannya akan berakhir bahagia (happy ending gitu loh…!). Bahkan di setiap doanya senantiasa berharap agar diberikan kehidupan dunia yang bahagia, akhirat yang bahagia dan dijauhkan dari siksa neraka. (Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qinaa adzaaban naar). Akan tetapi sangat disayangkan  bahwa tidak semua orang mengikuti jalan yang akan membawanya pada happy ending tersebut. Ini sangat kontradiktif. Di satu sisi orang menginginkan kebaikan tapi di sisi lain ia tidak pernah menempuh jalan menuju kebaikan tersebut. Padahal hanya orang yang menyadari dan benar-benar mau menempuh jalan tersebut yang akan tiba pada kehidupan akhir yang damai dan sejahtera.
Sebagai ilustrasi, kita tidak akan pernah sampai di sekolah, atau tempat lainnya yang kita inginkan kalau hanya berdiam diri saja dan tidak pernah berupaya merintis jalan atau berjalan menuju kesana. Kita ingin ke Bali tapi hanya melihat gambar saja atau mendengar cerita orang yang pernah ke Bali, tanpa pernah mau menabung dan berupaya mencari tahu bagaimana caranya ke Bali, maka kita tidak akan pernah menikmati indahnya pulau Dewata tersebut. Kita ingin menjadi penerbang Angkatan Udara tapi hanya berdiam saja dan tidak pernah merintis jalan untuk menjadi penerbang, maka semua itu hanya ada pada sebatas mimpi dan angan-angan yang tidak akan pernah terwujud secara nyata.
Nabi Muhammad saw, sebagai panutan manusia telah memberikan statemen bahwa semua ummatnya akan masuk surga kecuali yang tidak mau. Yang digolongkan kedalam orang yang tidak mau ini antara lain adalah orang yang tidak mengikuti jalan yang telah ditunjukinya. Padahal beliau telah meninggalkan pedoman agar kita bisa tiba pada kehidupan damai tadi, yaitu Al Qur’an dan As Sunnah. Untuk mewujudkan kemauan tadi, memasuki surga yang damai sejahtera, tidak ada jalan lain kecuali mengikuti petunjuk Allah swt melalui pedoman yang ditinggalkan Nabi Muhammad saw yaitu Al Qur’an dan As Sunnah.
Di zaman yang serba instant, orang senantiasa mencari dan mendapatkan sesuatu dengan praktis dan gampang. Demikian juga untuk mendapatkan surga maka orang pun tak lepas untuk mendapatkannya dengan cara yang instant, mencari jalan pintas untuk mencapai tujuannya. Bukannya tidak dibenarkan tapi perlu diperhatikan jalan yang benar-benar  efektif dan bertujuan ke arah yang dikehendaki. Saat terjadi kemacetan di ibukota, orang memilih untuk melalui jalan tol. Pemilihan jalan tol yang salah akan menyebabkan jarak yang ditempuh semakin jauh bahkan lebih tragis lagi tidak mencapai tujuan. Ini yang perlu dihindari. Maka perhatikanlah jalan pintas ke surga yang disampaikan oleh ulama kita Ibnul Qayyim al Jauziyah :
Pertama, pandai-pandailah untuk bertaubat kepada Allah swt. Sebagai manusia yang lemah, kita pasti pernah melakukan kesalahan. Dengan taubatan nasuha (taubat yang sebenarnya) dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut, insya Allah kita mulai merintis jalan ke surga.
Kedua, Pandai-pandailah menjaga diri. Lingkungan kita sangat berpengaruh terhadap prilaku kita. Tekad yang sudah kita tanamkan dalam hati untuk merintis jalan ke surga hendaklah kita jaga dengan tetap istiqomah, tetap konsisten di jalan Allah dan tidak terpengaruh dengan lingkungan yang buruk. Keluarga, teman bisa jadi tidak mendukung kita bahkan mempengaruhi kita untuk melakukan hal-hal diluar norma agama. Tetaplah beristighfar, mohon ampun kepada Allah atas dosa yang kita lakukan. Sekecil apapun kesalahan yang kita perbuat terhadap Allah. Rasulullah saw sebagai orang yang sudah pasti tempatnya kelak di akhirat, masih beristighfar (mohon ampun) kepada Allah sampai 70 kali bahkan 100 kali sehari. Padahal beliau termasuk orang yang ma’sum dimana Allah menjamin beliau terlepas dari dosa. Bagaimana dengan kita yang tak bergaransi sedikitpun ?
Ketiga, Pandai-pandailah membangun rasa takut kepada Allah. Ketika kita merasa takut terhadap sesuatu, biasanya kita akan menjauhi hal yang kita takuti.  Tapi lain halnya kalau takut kepada Allah bukan berarti kita menjauhiNya tapi sebaliknya, justru kita harus mendekati Allah swt agar senantiasa mendapat perlindunganNya.
Dengan senantiasa mengkaji Al Quran dan mengkaji ilmu pengetahuan maka kita akan mampu mendekati Allah swt dan mendapatkan rahmatNya untuk kemudian bisa mendapatkan surga yang dijanjikan.
Keempat, menghadap Allah dengan hati yang selamat. Menata hati adalah pekerjaan yang gampang-gampang susah. Perlu ekstra hati-hati dalam mengelolanya karena sumber kebaikan dan keburukan ada disini, di hati.
Kiat lain yang juga merupakan jalan  pintas ke surga adalah membiasakan diri untuk ke majelis ta’lim, atau majelis ilmu. Hadits Rasulullah dalam kitab Nasihi Binniat yang ditulis oleh Abdullah al Hadad : “Satu kali hadir dalam majelis ilmu, manfaatnya lebih besar disbanding shalat sunnah seribu rakaat”. Keutamaan lain majelis ilmu adalah bernilai lebih dibanding mengurus seribu jenazah dan menunjungi seribu orang sakit. Bukan berarti tidak usah shalat sunnah atau tidak menjenguk orang sakit, tapi justru kalau rajin ke majelis ilmu, rajin shalat sunah dan mengunjungi orang sakit maka pahalanya insya Allah berlipat ganda.
Demikian beberapa kiat atau jalan pintas yang bisa kita jadikan acuan dalam upaya mencari ridho Allah guna mendapat surga yang salam, damai sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar